hukumnya boleh, selama kita yang memelihara tdk berlaku
dzolim terhadap burung atau hewan lain yang menjadi peliharaan kita.
tentang makannya, perawatannya dsb...
Allah Subhanahu wa Ta'alla berfirman:
بسم اللهوما من دآبة في الأرض ولا طئر يطير
بجناحين إلآ أمم أمثل لكم.
" Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan umat juga seperti
kamu."(QS. Al-An'am: 38)
وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال: كنا مع
رسول الله صلى الله عليه وسلم في سفر ، فانطلق لحاجته ، فرأينا حمرة معها فرخان ، فأخذنا
فرخيها، فجاءت الحمرة تعرش فجاء النبي صلى الله عليه وسلم فقال: من فجع هذه بولدها
؟ ردوا ولدها إليهاورأى قرية نمل قد حرقناها ، فقال : من حرق هذه ؟ قلنا: نحن. قال:إنه
لا ينبغي أن يعذب بالنار إلا رب النار.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud RA. Ia berkata aku pernah
bersama Rasulullah SAW di sebuah perjalanan ketika beliau sedang membuang
hajatnya, kami melihat ada seekor burung yang mempunyai dua ekor anak. Lalu
induknya datang dan terbang berputar-putar mencari anaknya. Kemudian Nabi SAW
datang dan bersabda:'' Siapakah yang mempermainkan burung itu dengan mengambil
anaknya? Kembalikanlah anak burung itu kepadanya.''Dan beliau juga melihat
perkampungan semut yang telah kami bakar. Beliau bertanya:'' Siapakah yang
telah membakar perkampungan semut ini?''Kami menjawab: '' Kami.'' beliau
bersabda:'' Siapapun tidak pantas menyiksa sesuatu dengan api kecuali Tuhan
yang telah membuat api.''(HR. Abu Dawud: 2675)
وعن ابن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله
صلى الله عليه وسلم قال:عذبت امرأة في هرة حبستها حتى ماتت ، فدخلت فيها النار ، لا
هي أطعمتها وسقتها، إذ هي حبستها ولاهي تركتها تأكل من خشاش الأرض.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA . Bahwasanya Rasulullah SAW
pernah bersabda:'' Ada seorang wanita di siksa di dalam neraka, lantaran seekor
kucing yang di kurung olehnya sampai mati. Di mana ia tidak memberi makan dan
minum kepada kucingnya saat ia mengurungnya dan ia juga tidak membiarkan pergi
untuk mencari serangga atau makanan di bumi.''( Muttafaq 'alaih Bukhari: 2365
dan Muslim : 2242)
Dinukil dari Kitab Riyadus Salihin Karya Imam Nawawi
Rahimahullah.
maknanya kita perlakukan hewan dg kasih sayang, dg tdk
mendzolimi,
Imam Al-Quffal pernah ditanya ditanya tentang hukum
mengurung burung dalam sangkar untuk didengar suaranya. Maka beliau menjawab :
Diperbolehkan apabila pemilik burung tersebut merawatnya, dengan memberikan apa
yang dibutuhkan burung tersebut (makan dan minum), sebab burung yang dikurung
tersebut sama seperti binatang yang di ikat.
Syekh Al-Qulyubi juga menjelaskan bahwa diperbolehkan
mengurung binatang, meskipun hanya sekedar untuk mendengarkan suaranya atau
untuk bersesenang-senang saja.
Dalam satu riwayat hadits diceritakan ;
عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا، وَكَانَ لِي أَخٌ يُقَالُ لَهُ
أَبُو عُمَيْرٍ - قَالَ: أَحْسِبُهُ - فَطِيمًا، وَكَانَ إِذَا جَاءَ قَالَ: «يَا أَبَا
عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ» نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ بِهِ
“Dari Anas, dia berkata ; Nabi
Sholallahu ‘alaihi wassallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan aku
memiliki seorang saudara yang biasa dipanggil dengan sebutan Abu Umair . [dia
[perawi] berkata : perkiraanku , dia anak yang baru disapih. Beliau Shalallahu
‘alaihi wassallam datang, lalu memanggil : “Wahai Abu Umair, apa yang sedang
dilakukan oleh si Nughair. Sementara anak itu sedang bermain dengannya ".
(Shohih Bukhori, no.6203).
Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam kitab Fathul Bari
menerangkan bahwa hadits ini menunjukkan kebolehannya memelihara burung didalam
sangkar.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُذِّبَتْ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا
حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ لَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَسَقَتْهَا إِذْ
حَبَسَتْهَا وَلَا هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ
"Dari 'Abdulloh bahwa Rosulullah shollallohu 'alaihi
wasallam bersabda: "Seorang wanita disiksa Allah pada hari kiamat lantaran
dia mengurung seekor kucing sehingga kucing itu mati. Karena itu Allah
Subhanahu Wa Ta'ala memasukkannya ke neraka. Kucing itu dikurungnya tanpa
diberi makan dan minum dan tidak pula dilepaskannya supaya ia dapat menangkap
serangga-serangga bumi." (Shohih Muslim, no.4160)
Imam Syaukani dalam Nailul Author : "Hadits ini
digunakan dalil tentang keharoman mengurung kucing atau hewan peliharaan
lainnya tanpa memberi makan dan minum, sebab hal tersebut merupakan bentuk
penyiksaan pada makhluk Alloh".
IBAROT :
Mughnil Muhtaj, Juz : 5 Hal : 547
وسئل القفال عن حبس الطيور في أقفاص لسماع
أصواتها وغير ذلك، فأجاب بالجواز إذا تعهدها مالكها بما تحتاج إليه، لأنها كالبهيمة
تربط
Hasyiyah Qulyubi, Juz : 4 Hal : 95
فرع: له حبس حيوان ولو لسماع صوته، أو التفرج
عليه، أو نحو كلب للحاجة إليه مع إطعامه
Fathul Bari, Juz : 10 Hal : 584
وذكر بن القاص في أول كتابه أن بعض الناس
عاب على أهل الحديث أنهم يروون أشياء لا فائدة فيها ومثل ذلك بحديث أبي عمير هذا قال
وما درى أن في هذا الحديث من وجوه الفقه وفنون الأدب والفائدة ستين وجها ثم ساقها مبسوطة
فلخصتها مستوفيا مقاصده ثم أتبعته بما تيسر من الزوائد عليه فقال فيه استحباب التأني
في المشي وزيارة الإخوان –الى أن قال- وجواز إمساك الطير في القفص
Nailul Author, Juz : 7 Hal : 7
[باب نفقة البهائم]
حديث سراقة أخرجه أيضا ابن ماجه وأبو يعلى
والبغوي والطبراني في الكبير والضياء في المختارة. قوله: (عذبت امرأة) قال الحافظ:
لم أقف على اسمها، ووقع في رواية أنها حميرية، وفي أخرى أنها من بني إسرائيل كما في
مسلم، والجمع ممكن لأن طائفة من حمير دخلوا في اليهودية فيكون نسبتها إلى بني إسرائيل
لأنهم أهل دينها، وإلى حمير لأنهم قبيلتها. قوله: (في هرة) أي بسبب هرة، والهرة: أنثى
السنور، قوله: (خشاش الأرض) بفتح الخاء المعجمة ويجوز ضمها وكسرها بعدها معجمتان بينهما
ألف، والمراد هوام الأرض وحشراتها. قال النووي: وروي بالحاء المهملة، والمراد نبات
الأرض، قال: وهو ضعيف أو غلط.
وفي رواية " من حشرات الأرض
". وقد استدل بهذا الحديث على تحريم حبس الهرة وما يشابهها من الدواب بدون طعام
ولا شراب، لأن ذلك من تعذيب خلق الله، وقد نهى عنه الشارع
Hasyiyah Bajuri, Juz : 2 Hal : 187
فيفهم ان الرقيق لا يلزم اعفافه واولى به
الحيوان
Wallahu a’lam bish
showab
Pak Ustad, kebutuhan burung didalam sangkar bukan cuma makan dan minum, bagaimana dengan kebutuhan biologisnya. Seperti orang dipenjara, walaupun kebutuhannya terpenuhi tapi tidak ada yang mau. Walaupun sangkarku terbuat dari emas, lebih baik ku hidup di hutan luas
BalasHapussama aja kyk melihara ikan dlm aquarium itu...atau melihara ayam atau melihara kebo....
Hapussama aja kyk melihara ikan dlm aquarium itu...atau melihara ayam atau melihara kebo....
HapusFungsi burung untuk terbang dialam bebas jelas jelas dibatasi, Tuhan ciptakan sayap untuk bisa terbang kemana kemana, kenapa ini dibatasi ? ya jelas beda dengan ikan di aquarium, mereka bebas kawin dengan pasangannya, kalo burung umumnya sendirian di dalam sangkar jelas tidak bisa kawin dan ini jelas nyalahin kodrat, kalo menurut saya jelas ini dosa, kecuali anda punya sangkar besar dan banyak burung didalamnya, sehingga bisa bebas terbang kesana kemari dan bisa kawin
HapusIkan memang habitatnya diair dengan berenang,sedangkan burung bertasbih dengan terbang diudara,masa kita mencegah makhluk Allah untuk bertasbih karena mementingkan syahwat kita
BalasHapusmanusia bisa menikmati apa yang Allah ciptakan di bumi ini termsuk hurung. sepanjang tidak mendzolimi tersebut. ulama sendiri mengatakan hukumnya boleh sepanjang diurus dengan baik. jelas burung tidak bisa dianalogkn dengan manusia yang disangkar. sama saja kalau binatang bisa diikat lehernya bahkan disembelih sedangkan manusia kan tidak boleh.wallohu a'lam
BalasHapus