Hukum mengkomsumsi Kopi Luak : Nash kitabFathul Mu`in dan
Hasyiah I`anatuth Thalibin jilid 1 hal 82 Cet. Haramain
ولو راثت أو قاءت بهيمة حيا، فإن كان صلبا
بحيث لو زرع نبت، فمتنجس يغسل ويؤكل، وإلا فنجس
===============================
Nihayatuz Zain hal 39 Cet.Haramainالرابع عشر: ما يخرج من معدة يقيناً كقيء ولو بلا تغير نعم إن كان الخارج
حباً متصلباً بحيث لو زرع لنبت فمتنجس فإن كان بحيث لو زرع لم ينبت فنجس العين
===============================
Juga terdapat dalam kitab Kasyifatus Saja yang juga karangan
Imam Nawawy al-Bantany.
Majmu Syarah Muhazzab jilid 2 hal 573 Cet. Dar Fikrالسادسة) قال أصحابنا رحمهم الله إذا اكلت البهيمة
حبا وخرج من بطنها صحيحا فان كانت صلابته باقية بحيث لو زرع نبت فعينه طاهرة لكن يجب
غسل ظاهره لملاقاة النجاسة لانه وان صار غذاءا لها فمما تغير إلى الفساد فصار كما لو
ابتلع نواة وخرجت فان باطنها طاهر ويطهر قشرها بالغسل وان كانت صلابته قد زالت بحيث
لو زرع لم ينبت فهو نجس ذكر هذا التفصيل هكذا القاضى حسين والمتولي والبغوى وغيرهم============ Maka Mahfum nya adalah sebagai
berikut : Biji-bijian yang ditelan oleh binatang kemudian dikeluarkan baik
dengan cara dimuntahkan ataupun dikeluarkan melalui anus bersama kotorannya
rincian hukumnya adalah:Mutanajis, bila ketika keluar biji tersebut masih baik,
bila ditanam akan tumbuh, maka cukup disucikan dengan dibersihkan
kotoran-kotoran yang menempel padanya kemudian di cuci dengan air.Najis, bila
telah hancur atau busuk, bila ditanam tidak akan tumbuh. Najis tidak dapat
disucikan lagi dan tidak boleh dikonsumsi.
Dalam hal ini MUI pun telah memberikan fatwa tentang
kehalalan kopi luwak :
Dijelaskan dalam fatwa tersebut, bahwa biji kopi luwak ini
bersifat mutanajis atau terkena najis. Akan dinyatakan halal setelah melalui
proses pencucian dengan melakukan pencucian secara islami sebanyak 7 kali
dengan menggunakan air mengalir. Kalau sudah dicuci dan najisnya hilang,
berarti hukumnya Halal dikonsumsi dan diperjualbelikan.
Sebagaimana diketahui, proses memproduksi kopi luwak ini
dimulai dari biji kopi yang ditelan oleh luwak, kemudian keluar bersamaan
dengan faeces (kotoran). Biji kopi tersebut tetap utuh (tertutup kulit tanduk).
Direktur Eksekutif LPPOM MUI Lukmanul Hakim menuturkan, biji
kopi ini bersifat mutanajis. Seperti barang lain yang terkena najis, maka biji
kopi pun harus dicuci terlebih dahulu untuk proses selanjutnya. WALLAHU A’LAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar