Rabu, 17 April 2013

HUKUM JUAL BELI TOKEK



Imam Asy-Syaukani -rahimahullah- berkata dalam Nailul Authar (8/295), “Cicak (arab: al-wazg) itu termasuk binatang pengganggu dan bentuk jamaknya adalah al-awzag. Sementara tokek adalah hewan yang sejenis dengannya yang berbadan lebih besar.”

Hukum jual beli tokek tidak diperbolehkan menurut madzhab Hanafiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah, sedangkan menurut madzhab Malikiyyah diperbolehkan dan sah.

Referensi :

الموسوعة الفقهية الكويتية الجزء الثاني والأربعون صحـ 316- 317

الْهَوَامُّ لُغَةً جَمْعُ هَامَّةٍ مِثْل دَابَّةٍ وَدَوَابَّ وَهِيَ تُطْلَقُ عَلَى كُل حَيَوَانٍ لَهُ سُمٌّ يَقْتُل كَالْحَيَّةِ قَالَهُ الأَزْهَرِيُّ وَفِي الْحَدِيثِ اجْتَنِبُوا هَوْمَ الأَرْضِ فَإِنَّهَا مَأْوَى الْهَوَامِّ وَقَدْ يُطْلَقُ عَلَى مَا لاَ يَقْتُل كَالْحَشَرَاتِ وَفِي الأَْثَرِ النَّبَوِيِّ أَيُؤْذِيكَ هَوَامُّ رَأْسِكَ ؟ يَعْنِي الْقَمْل وَالْمُرَادُ هُنَا مَا يَشْمَل الْمُؤْذِيَ وَغَيْرَهُ مِمَّا لاَ يَنْتَفِعُ بِهِ وَالْمَعْنَى الاِصْطِلاَحِيُّ لاَ يَخْرُجُ عَنِ الْمَعْنَى اللُّغَوِيِّ -إلى أن قال- بَيْعُ الْهَوَامِّ لاَ خِلاَفَ بَيْنَ الْفُقَهَاءِ فِي الْجُمْلَةِ فِي أَنَّهُ لاَ يَنْعَقِدُ بَيْعُ هَوَامِّ الأَرْضِ الَّتِي لاَ مَنْفَعَةَ فِيهَا أَصْلاً وَاخْتَلَفُوا فِي بَعْضِ التَّفَاصِيل فَذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ إِلَى أَنَّهُ لاَ يَنْعَقِدُ بَيْعُ الْهَوَامِّ شَرْعًا كَالْوَزَغَةِ وَالسُّلَحْفَاةِ وَالْقُنْفُذِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ سَائِرِ هَوَامِّ الأَرْضِ الَّتِي لاَ مَنْفَعَةَ فِيهَا لِأَنَّهَا مُحَرَّمَةُ الاِنْتِفَاعِ بِهَا شَرْعًا لِكَوْنِهَا مِنَ الْخَبَائِثِ فَلَمْ تَكُنْ مَالاً فَلَمْ يَجُزْ بَيْعُهَا ؛ لِأَنَّ بَيْعَهَا يَكُونُ مِنْ جُمْلَةِ أَكْل أَمْوَال النَّاسِ بِالْبَاطِل وَاللهُ جَلَّ شَأْنُهُ يَقُولُ “لاَ تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِل” وَفِيهِ إِضَاعَةٌ لِلْمَال فَلَمْ يَجُزْ وَلِأَنَّهُ لاَ مَنْفَعَةَ فِيهَا أَصْلاً فَلَمْ يَنْعَقِدْ وَلاَ عِبْرَةَ بِمَا يُذْكَرُ مِنْ مَنَافِعِهَا فِي الْخَوَاصِّ وَأَمَّا الْمَالِكِيَّةُ فَالْهَوَامُّ عِنْدَهُمْ طَاهِرَةٌ وَيَجُوزُ عِنْدَهُمْ بَيْعُ الطَّاهِرِ إِذَا كَانَ مُنْتَفَعًا بِهِ

Ibnu Abdil Barr berkata dalam At-Tamhid (15/186), “Dan cicak/tokek telah disepakati bahwa dia adalah hewan yang haram dimakan.”

Setelah ini dipahami, maka sungguh Nabi -alaihishshalatu wassalam- telah bersabda:

إنَّ الله إِذَا حَرَّمَ عَلَى قَوْمٍ أَكْلَ شَيءٍ حَرَّمَ عَلَيهِمْ ثَمَنَهُ

Sesungguhnya jika Allah mengharamkan suatu kaum untuk memakan sesuatu, maka Dia akan mengharamkan harganya.” (HR. Ahmad: 1/247, 322 dan Abu Dawud no. 3488)

 Lalu bagaimana jika untuk dijadikan obat..?

Tokek adalah termasuk kategori binatang al hasyaraat, iman hanafy dan syafi'i berpendirian bahwa al hasyaraat hukumnya harom, sebab al hasyaraat termasuk al khaba'is.

Rosulullah saw bersabda :
"sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat dan menjadikan obat pada tiap-tiap penyakit, untuk itu berobatlah dan jangan berobat dg yg haram." (HR. Abu Dawud)

Nabi -alaihishshalatu wassalam- juga mengatakan :

إِنَّ اللهَ لَمْ يَجْعَلْ شِفَاءَكُمْ فِي حَرَامٍ

Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat kalian pada sesuatu yang haram.” (HR. Ibnu Hibban -sebagaimana dalam Al-Mawarid no. 1397 dan Al-Baihaqi (10/5) dari Ummu Salamah)

Namun jika memang tak ada lagi obat diseluruh tempat, negri yang bisa menyembuhkan penyakit itu, dan dokter ahli mengatakan hanya tokeklah satu-satunya obat yg bisa menyembuhkan, maka ulama mengatakan boleh berobat dg hal-hal yg harom/najis jika memang benar-benar berada dalam kondisi yg daruroh
Ini menurut kaidah "ad-dharurah tubihu al mahzhuroh"
Dan selama menurut para ahli tidak membahayakan.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar